Rabu, 01 Juni 2016

Apakah GPS Berbahaya? Tips Cara Aman Menggunakan GPS

PERHATIAN : artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman yang pernah dialami dan pengetahuan yang dimiliki penulis dengan berusaha seobjektif mungkin.

Membaca berita-berita mengenai kecelakan kendaraan yang menggunakan GPS sungguh sangat memprihatinkan. Berita terakhir, kecelakaan yang terjadi di Kanada, mobil masuk ke danau karena mengikuti GPS, membuat tergelitik untuk artikel ini untuk sedikit mengupas GPS dan cara aman menggunakan GPS saat berkendara.


Seperti artikel yang telah diposting yaitu Tips Memilih GPS untuk pesepeda, hal penting yang harus diluruskan adalah... yang disebut GPS ya pasti sistem penentu posisi yang menggunakan satelit-satelit GPS, titik. Jadi, kalau ada ponsel pintar atau gadget / gawai yang mengaku memiliki GPS, periksa dahulu, apakah benar GPS yang tertanam menggunakan satelit-satelit GPS. Lho, memang ada ya yang tidak menggunakan satelit-satelit??? Ada! disebut LBS (Location Based Service), yaitu layanan penentu lokasi milik operator GSM! LBS juga sistem penentu posisi ponsel atau gadget yang menggunakan SIM card dari operator GSM. Nah, kalau ada ponsel pintar atau gadget / gawai yang memiliki A-GPS (Assisted GPS) berarti ponsel atau gawai tersebut seharusnya menggunakan GPS dan LBS untuk menentukan posisinya. Ponsel atau gawai yang memiliki fitur A-GPS, jika tidak ada sinyal dari operator GSM, seharusnya GPS masih bisa digunakan, dengan menggunakan GPS, karena satelit-satelit GPS bekerja terus menerus tanpa henti selama 24 jam.

Satelit-satelit GPS hanya mengirimkan informasi berupa koordinat posisi ke GPS receiver yang terpasang di kendaraan atau pada gawai yang dipegang oleh seseorang. Jika ada alat yang bisa menunjukkan jalan, itu adalah alat navigasi yang memanfaatkan koordinat posisi yang dikirimkan dari satelit-satelit GPS. Jadi di dalam alat navigasi tersebut tertanam GPS receiver. Di dalam alat navigasi tersebut, juga tertanam data peta (sebut saja : peta). Pada saat pengguna menentukan tujuan, maka alat navigasi tersebut akan menentukan rute, jalan-jalan mana yang harus dilewati oleh pengguna, dengan cara menghitung koordinat posisi alat navigasi, koordinat-koordinat jalan pada peta, dan koordinat posisi tempat tujuan. Pada saat pengguna dan alat navigasi bergerak, maka secara berkala, alat navigasi tersebut akan selalu menghitung ulang dan memperbarui data koordinat posisinya, dan memperbarui tampilan di layar alat navigasi tersebut.

Hal utama yang harus diluruskan... alat navigasi GPS adalah alat bantu yang menyarankan rute yang harus dilalui. Harap dicatat, saya menggarisbawahi kalimat "alat bantu". Alat-alat bantu keselamatan, seperti halnya sabuk keselamatan (safety belt), helm, pelindung siku dan lutut, safety boots, dan lainnya, semua alat itu hanya mengurangi dampak yang merugikan pada saat terjadi kecelakaan, bukan menyelamatkan (itu yang disampaikan waktu saya mengikuti safety training). Terus yang menyelamatkan apa dong? yang menyelamatkan adalah : pola pikir, pengetahuan dan perilaku kita sendiri, titik. Jadi pada saat menggunakan alat navigasi GPS, manusialah yang berperan utama. Apakah percaya pernuh 100% kepada alat navigasi GPS, atau tetap menggunakan alat navigasi GPS dengan tetap memperhatikan faktor keselamatan. Sederhananya, kita tidak boleh tergantung dan percaya sepenuhnya terhadap alat navigasi GPS. Sebagai gambaran logika... jika mengendarai sepeda motor, sudah pakai helm, sarung tangan, sepatu safety, baju balap, alat safety secara lengkap, motor dalam kondisi prima, lalu apa kita boleh mengendarai motor sekencang-kencangnya??? Demikian juga dengan pemakaian alat navigasi GPS. Apa karena sudah menggunakan alat navigasi GPS lalu kita mengikuti rute yang disarankan sepenuhnya??? Jawabannya adalah, TIDAK!!!

Berita-berita kecelakaan yang terkait dengan alat navigasi GPS, cenderung menyudutkan dan menyalahkan alat tersebut. Ya sah-sah aja sih, orang itu alat punya dia, dibeli pakai uang dia... hehehe. Dalam hal keselamatan, penyebab kecelakaan itu ada dua, yaitu unsafe condition dan unsafe act. Jika ada dua aspek tersebut, pasti terjadi kecelakaan. Kalau hanya ada salah satu aspek, kemungkinan besar kecelakaan dapat terjadi. Saya ambil contoh dari berita mobil nyemplung danau di Kanada. Unsafe condition-nya : malam hari, hujan, kabut, pengendara tidak mengenali jalan di wilayah tersebut (menurut berita, kondisi lainnya tidak diketahui). Unsafe act-nya : pengendara tetap mengendarai kendaraannya dalam kondisi cuaca buruk, pengendara mengandalkan sepenuhnya alat navigasi GPS (menurut berita). Jadi si pengendara melakukan unsafe act dalam unsafe condition. Ingat lho... pada saat berkendara, mata kita harus selalu memperhatikan jalan ayng akan dilalui, marka-marka jalan, lampu-lampu jalan, bangunan-bangunan, dan hal-hal lain yang dapat membantu kita melakukan navigasi! Saya memang tidak tahu berapa kecepatan mobil yang nyemplung danau tersebut. Tapi kalau mobil itu nyemplung sampai 30 m dari tepi danau??? Perkiraan saya mobil dipacu dengan kecepatan di atas kecepatan aman. Nyetir malem-malem, sudah hujan, ada kabut pula, kalau yang waras sih paling kecepatannya pelan, paling tidak 5 sampai 10 km per jam. Bagaimana, sudah jelas dengan unsafe condition dan unsafe act? Kalau belum bisa dibaca ulang atau mencari sumber lainnya di internet. Sebagai tambahan, perhatikan foto-foto berikut ini. Disekiling danau adalah pemukiman, bukan kebon atau hutan. Seharusnya pengemudi dapat mengenali bayangan bangunan, lampu-lampu meski samar, dan kondisi jalan yang akan dilalui meski sulit dilihat.




Meski banyak berita yang menyudutkan alat navigasi GPS, namun GPS saat ini sudah menjadi alat utama untuk navigasi baik oleh militer, nelayan, pendaki gunung, ahli geologi, dsb. Karena jika menggunakan peta, untuk menentukan posisi kita di peta bukanlah suatu hal yang mudah dan butuh kemampuan khusus. Bagaimanapun juga, lebih baik menggunakan alat navigasi GPS saat berada di daerah tidak dikenal dari pada tidak menggunakannya sama sekali. Karena menggunakan alat navigasi GPS lebih mudah dari pada menggunakan peta. Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan saat menggunakan alat navigasi GPS, berikut cara aman menggunakan GPS untuk navigasi saat berkendara dengan mobil, motor, sepeda.


  • Belilah alat navigasi GPS yang akurat. Saat ini sudah ada alat navigasi yang menggunakan GPS (milik pemerintah AS) sekaligus GLONASS (milik pemerintah Rusia) sehingga akurasinya tinggi, disebutkan tingkat akurasinya 2 meter) Artinya posisi kita di muka bumi cuma bisa beda 2 m dengan yang ada di layar tampilan alat navigasi. Jika alat naigasi hanya menggunakan GPS saja tanpa GLONASS, akurasinya 20 meter (akurasi 2 m lebih baik dari pada akurasi 20 m). Jadi bagi yang telah terlanjur memiliki alat navigasi yang cuma menggunakan GPS, harap diingat ya, akurasinya 20 meter lho! Nah A-GPS menggunakan paduan GPS dan LBS untuk meningkatkan akurasi alat navigasi.
  • Pastikan alat navigasi GPS yang anda beli, memiliki peta yang paling terkini. Kenapa harus memiliki peta terkini? Karena kondisi jalan-jalan dan permukaan bumi dapat berubah-ubah setiap saat. Misalnya, ada wilayah, yang tadinya ada jalan dan pemukiman penduduk, lalu terkena gusur sehingga tidak ada lagi pemukiman dan jalanan, sedangkan peta tidak update, berarti antara kenyataan di lapangan dan peta sudah berbeda. Misal lagi, jalan tertimbun longsor atau terlibas banjir dahsyat sehingga jalannya hilang. Atau bisa juga dibangun jalan-jalan baru, dsb. Sehingga mutlak, alat navigasi GPS harus memiliki peta yang terkini dan selalu update secara berkala.
  • Rancanglah rute perjalanan sebelum keberangkatan. Buat dua rute, yaitu rute utama dan rute alternatif. Kegunaannya jika rute utama tidak bisa dilalui, kita bisa mengantisipasinya dengan melalui rute alternatif.
  • Jika rute utama dan rute alternatif yang akan dilalui belum dikenal atau tidak pernah dilewati, carilah informasi rute-rute tersebut sebanyak-banyaknya. Informasi rute dapat diperoleh dengan bertanya pada orang-orang yang mengenal daerah yang akan dilewati atau pernah melaluinya, bisa juga informasi didapat dari media cetak atau internet. Sebisa mungkin informasi rute-rute yang akan dilalui adalah informasi yang terkini juga.
  • Jika alat navigasi GPS mendukung membuat waypoints, gunakan fitur tersebut seoptimal mungkin. Waypoints berupa koordinat-koordinat patokan. Cara pemakaian waypoints dapat dilihat pada buku petunjuk pemakaian atau buku manual (user guide) alat navigasi GPS.
  • Pada saat alat navigasi GPS akan digunakan, pastikan dalam keadaan baik dan tidak rusak. Jika alat rusak, keputusan ada di tangan anda. Lanjutkan perjalan tanpa GPS atau perbaiki dahulu kalau perlu ganti alatnya sekalian. Meski kita telah menggunakan alat navigasi GPS, tidak ada salahnya kita membawa lembar peta juga yg sudah ditandai. Ingat, alat bisa rusak juga kan? Selain itu, bisa jadi saat kita melalui suatu wilayah, sinyal dari satelit-satelit GPS lemah atau tidak terjangkau. Hal tersebut disebabkan karena melalui jalan bergunung-gunung, berhutan-hutan, gedung-gedung tinggi, cuaca buruk, terowongan, dsb. Sinyal dari satelit-satelit GPS akan diterima dengan baik pada wilayah terbuka luas.
  • Pastikan kondisi anda dan kendaraan anda harus baik sebelum melakukan perjalanan. Jangan memaksakan melakukan perjalanan saat kondisi tubuh dan kondisi kendaraan tidak baik. Jangan mengendarai pada saat pengaruh obat-obatan, minuman keras, atau makanan/minuman yang mengandung zat-zat yang mengurangi konsentrasi saat berkendara.
  • Pada saat berkendara, selalu perhatikan jalan dan arah kendaraan, bukan memperhatikan alat navigasi GPS!!! Perhatikan dan patuhi juga rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan petugas (polisi, DLLAJR) lalu lintas serta hal-hal yang dapat membantu kita melakukan navigasi dan membantu mengurangi risiko kecelakaan.
  • Jika menggunakan alat navigasi GPS saat berkendara, kurangi kecepatan. Jangan memacu kendaraan dengan kecepatan seperti pada jalan yang telah dikenal. Perhatikan juga kondisi lalu lintas saat itu.
  • Jika ada ketidaksesuaian antara alat navigasi GPS dengan kenyataan, atau anda merasa tersesat, jangan segan-segan untuk bertanya kepada penduduk sekitar. Jika tidak ada penduduk atau bantuan lain, pertimbangkan untuk kembali ke arah kita datang sampai menemukan bantuan, atau membatalkan perjalanan.
  • Selalu perhatikan kondisi cuaca saat merancang rute perjalanan dan saat berkendara. Jika cuaca mendadak berubah menjadi buruk, tingkatkan kewaspadaan tiga kali lipat. Jika cuaca menjadi ekstrim, pertimbangkan lagi untuk membatalkan perjalanan atau beristirahat di tempat yang aman dan nyaman menunggu sampai cuaca menjadi baik kembali.
  • Selalu perhatikan kondisi jalan yang akan dilalui dan pastikan jalan dapat dilalui oleh kendaraan anda. Karena alat navigasi GPS tidak menginformasikan kondisi jalan yang akan dilalui, apakah jalan itu bagus atau rusak, lebar atas sempit, aspal atau tanah, naik atau turun, sepi atau ramai, licin, banjir, longsor, retak, dsb. Misalnya, jika kita memperhatikan jalan dengan benar, dan separuh ban kendaraan kita sudah terendam air, pasti kita berpikir seribu kali untuk tetap meneruskan perjalanan bukan? Jika jalan yang akan dilalui tidak dapat dilewati (karena macet parah, banjir, longsor, dsb.),  gunakan rute alternatif. Namun jika anda tidak memiliki rute alternatif, gunakan alat navigasi GPS dengan hati-hati dan perhatikan tips sebelumnya.
  • Dan yang paling tidak boleh lupa... berdoalah sebelum berangkat, dan dalam perjalanan, agar selamat sampai tujuan.


    Salam gowes!